Sunday, April 30, 2006

MERUNUT SEJARAH 1 MEI

Published on tebar Edisi Perdana Tahun I 31 Mei 2003
Setiap 1 Mei sejak tahun 1998 selalu saja kita terbawa euforia aroma kebebasan dan kemenangan kaum pekerja/buruh karena sejak bergulirnya cita-cita reformasi, tuntutan-tuntutan akan pembebasan berpikir dan berorganisasi kaum buruh pun mau tak mau ikut mengemuka dan menemukan arahnya kembali seiring keruntuhan rejim represif militeristik Soeharto.

Hari Buruh Internasional 1 Mei, atau dikenal juga dengan May Day, sesungguhnya pada awalnya dirayakan untuk memperingati perjuangan yang dilakukan oleh kawan-kawan buruh pada akhir abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1880-an, di berbagai kota di dunia: Tokyo, Moskow, Perancis. Di Amerika juga terjadi pemogokan sebanyak 3092 kali, yang melibatkan sekitar 1,5 juta buruh. Tuntutan yang disuarakan dalam pemogokan itu adalah pengurangan jam kerja panjang yang terkenal dengan three eight atau tiga delapan, tuntutan yang sangat sederhana dan manusiawi sebenarnya. Mereka hanya menginginkan adanya keadilan penguangan jam kerja dan kesempatan untuk menjalani kehidupan dalam 24 jam sehari untuk 3 macam kegiatan, antara lain: 8 jam untuk kerja, 8 jam untuk tidur, dan 8 jam untuk kesenangan.

Konggres buruh FOTLU (The Federation of Trade and Labour Union) pada tahun 1884 memutuskan untuk mengorganisir kampanye nasional dalam bentuk pemogokan dan demonstrasi massal, pada taggal 1 Mei 1996.Pemogokan kali ini melibatkan 350.000 buruh dalam 5000 kali pemogokan di banyak tempat di Amerika Serikat. Di Chicago, pemogokan itu begitu menyeluruh sehingga smua bisnis di kota itu pun lumpuh total. Dua hari kemudian polisi menembaki pemogok yang berhamburan; empat orang tewas dan banyak yang mengalami luka-luka. Keesokan harinya, ketika polisi berusaha membubarkan aksi damai di lapangan Haymarket Chicago, sebuah bom dilemparkan ke tengah para polisi yang dibalas dengan tembakan membabi buta dan menimbulkan korban 70 orang polisi terluka dan 200 orang peserta aksi terluka, bahkan banyak yang tewas. Meskipun tidak dapat menemukan siapa yang melmparkan bom tadi, polisi menangkap 8 orang pemimpin buruh, walaupun 7 di antaranya tidak berada di tempat itu pada waktu kejadian. Kedelapan pemimpin tadi dijatuhi hukuman mati dan kebanyakan hukuman tadi dilaksanakan.

Kabar mengenai pengadilan para pemimpin buruh itu menimbulkan gelombang protes keras di berbagai kalangan buruh di negeri-negeri lain. Tahun 1889 Sosialis Internasional menyatakan 1 Mei sebagai Hari Demonstrasi, dan pada tahun 1890, 1 Mei untuk pertama kalinya dirayakan sebagai Hari Buruh Internasional.

0 comments: